Sunday, December 7, 2014

Berjuang dan Memperjuangkan


Santri Menyapa Dunia

“‘Mengabdikan diri untuk negeri sambil menjadi Mahasiswa’, dari susunannya saja sudah bisa dibaca bahwa yang lebih diutamakan adalah pengabdiannya dari pada status mahasiswanya, bukan atas dasar paksaan atau tuntutan, tapi lebih pada sebuah kewajiban atas amanat yang telah diembankan, banyak memang resiko yang harus diambil, terkadang dalam bangku perkuliahanpun kehadiran kita hanya sekedarnya (yang penting bisa hadir), dan kadang kitapun tak masuk kuliah jika ada tugas pengabdian yang harus segera dikerjakan. Dengan semua ini, rasa memiliki kekurangan sebagai seorang mahasiswa dalam hal keilmuan mulai menghantui.”
Kenapa menjadikan kekurangan kita sebuah beban yang seolah amat memberatkan, padahal jika saja mau mengambil titik positif dalam kekurangan tersebut, tentunya akan menjadi sebuah kelebihan tersendiri yang kita miliki, bahkan dapat terlihat bahwa kekurangan tersebut merupakan anugerah penuh berkah untuk diri kita. Teman sekelas saya di kampus pernah bicara “Di banding mahasiswa luar, pengetahuan kita gak ada apa – apanya ya ?”, “Ya” jawabku.
Jika dilihat dari strata keilmuan memang kita bisa terbilang kalah, karena bukan hanya status mahasiswa saja yang kita pikul, melainkan status pengabdian juga ikut kita pikul, pengabdian yang begitu menguras tenaga, piker dan dzikir.
Sekedar untuk menguatkan hati saja, ibarat dua buah pohon yang keduanya berasal dari dua batang yang sejenis, namun pada akhirnmya, hasil yang diberikan dari dua pohon tersebut tidaklah sama, karena yang satu, langsung di tancapkan, tapi yang satunya lagi harus menunggu dulu proses pencangkokan.

Sesulit apapun jalan yang dihadapi, saat posisi kita sebagai penuntut ilmu bisa menjadi lebih prihatin terhadap keadaan, maka bersiaplah ! Karena dibalik semua itu sudah ada keberkahan hidup yang siap membuka pintunya untuk kita.     

No comments:

Post a Comment