Sesungguhnya syetan punya
andil dalam mempengaruhi jiwa – kecuali orang yang dipelihara Allah -
dan ia datang dalam keadaan jiwa melalui celah-celah instink dan syahwat
indrawi dan maknawi manusia. Ia juga sangat mengetahui titik-titik lemah
manusia. Oleh sebab itu, diantara sarana untuk membentengi jiwa dan sekaligus
sebagai sarana tazkiyatun-nafs adalah mengetahui pintu-pintu, masuk syetan kedalam
diri manusia.
Rincian tentang pintu-pintu
masuk syetan ke dalam jiwa
Tidak ada yang mampu memjaga
pintu-pintunya kecuali orang yang
mengetahui pintu-pintunya.
Dalam dada itu, melindungi hati dari
was-was syetan adalah wajib
bahkan fardu 'ain atas setiap hamba
yang mukallaf. Sementara itu
mengusir syetan tidak dapat dilakukan
kecuali dengan mengetahui
pintu-pintu masuknya. Karena itu mengetahui pintu-pintu masuk syetan ke dalam
hati manusia adalah wajib.
Diantara pintu-pintu yang
besar ialah :
1. Marah dan syahwat
Marah adalah bius akal. Apabila tentara
akal lemah maka tentara
syetan maju menyerang. Apabila manusia
marah maka syetan
mempermainkannya seperti anak kecil
mempermainkan bola.
2. Dengki dan Tamak
Apabila sesorang tamak terhadap segala sesuatu maka ketamakannya
itu akan membuatnya buta dan tuli, seperti sabda Nabi saw : "Cintamu pada
sesuatu membuat buta dan tuli." Di Riwayat kan oleh Tarmidzi, ia berkata,
hasan.
3. Kenyang
dengan makanan sekalipun halal dan bersih, karena rasa
kenyang dapat memperkuat syahwat, sedangkan
syahwat adalah senjata syetan. Dikatakan bahwa dalam makan terdapat enam sifat
tercela :
Pertama, menghilangkan rasa takut kepada Allah
dari dalam hatinya.
kedua, menghilangkan kasih sayang kepada mahluk
dari dalam hatinya, karena ia mengira
semua orang kenyang.
Ketiga, menghambat keta'atan.
Keempat, apabila mendengar ucapan hikmah ia tidak
tanggap.
Kelima, apabila menyampaikan nasehat dan hikmah
tidak menyentuh hati orang.
Keenam, menimbulkan banyak penyakit.
4. Suka berhias dengan perabotan, pakaian dan
rumah
Apabila hal tersebut telah mendominasi hati manusia, syetan
bertelur dan menetas didalamnya sehingga terus mengajaknya untuk
membangun rumah, mengiasi setiap atap dan dindingnya, memperluas bangunannya,
menghiasi pakaian dan lemari dan membenamkannya ke dalam hal tersebut sepanjang
hidupnya. Apabila telah berhasil menjerumuskan, syetan tidak perlu
mengulanginya lagi, ia akan senantiasa memperturutkan hawa
nafsunya satu demi satu sampai tiba ajalnya dan ia mati di jalan
syatan dan mengikuti hawa nafsunya, bahkan sangat dikwatirkan akibat buruknya
yaitu kekafiran. Kita berlindung kepada Allah dari hal tersebut.
5. Tamak kepada manusia
Apabila ketamakan telah mendominasi hati, maka syetan akan senantiasa
menumbuhkan rasa senang mencari muka dan berhias untuk orang yang dipamrihinya dengan berbagai
macam Ri'ya' sehingga orang yg dipamrihi itu - seolah-olah sesembahannya. Ia
selalu berfikir bagaimana menyenangkannya, bahkan ia memasuki setiap pintu
untuk mencapainya.
6. Terburu-buru dan tidak mengkonfirmasi
persoalan.
Nabi saw bersabda:
"Terburu-buru adalah dari syetan, berhati-hati adalah dari
Allah" (Riwayat Tirmidzi)
Allah berfirman :
"Manusia telah diciptakan (bertabiat) tergesa-gesa."
(Al-Anbiya:37)
"Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa." (al-Isra' : 11)
Allah berfirman kepada Nabi-Nya saw :
"Dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca al-Qur'an sebelum
disempurnakan pewahyuannya kepadamu."
(Thaha : 114).
Terburu-buru di samping
menghalangi tercapainya kematangan berfikir juga menjadi kesempatan syetan untuk
memasukkan kejahatannya kepada manusia secara tidak disadari.
7. Terlalu cinta Dirham, Dinar, Rupiah, Dolar dan
segala macam harta kekayaan. Karena setiap hal yang melebihi takaran makanan
dan kebutuhan pokok maka ia merupakan tempat bertenggernya syetan.
8. Bakhil dan takut miskin
Hal inilah yang mencegah berinfaq dan bersyadaqah, sebaliknya mengajak
utuk menimbun, menyimpan .Sufyan berkata : Syetan tidak punya senjata seampuh
rasa takut miskin. Dengan senjata ini ia melakukan kebatilan, mencegah kebenaran,
berbicara dengan hawa nafsu dan bersangka buruk kepada tuhannya. Diantara
keburukan sifat bakhil adalah keinginan untuk selalu berada di pasar guna mengumpulkan
harta, padahal pasar merupakan tempat berkumpulnya syetan.
9. Fanatik
kepada Madzhab dan hawa nafsu, mendengki lawan dan melecehkannya.
Mencaci orang dan sibuk menyebutkan kekurangan mereka merupakan
sifat kebinatangan. Apabila syetan membangkitkan khayalan bahwa hal itu merupakan kebenaran
dan sesuai dengan tabi'atnya maka terasa manis di hatinya sehingga semakin
antusias melakukannya; merasa gembira dan senang. Kemudian syetan membangkitkan
khayalan pada sebagian orang yang fanatik bahwa siapa yang mati karena
mencintai seseorang maka neraka tidak akan menyentuhnya atau tidak akan
tertimpa rasa takut.
Padahal Rasulullah saw bersabda kepada anaknya, Fatimah: “Beramallah,
karena sesungguhnya aku tidak dapat berbuat apa-apa untukmu dihadapan Allah." (Bukhari
dan Muslim).
Ini merupakan pintu masuk syetan
yang sangat besar yang banyak menghancurkan para ulama.
10. Mengajak orang awam
untuk berfikir tentang dzat Allah.
Aisyah ra berkata, Rasulullah saw bersabda
:
"Sesungguhnya syetan mendatangi salah
seorang di antara kamu
seraya bertanya: "Siapakah yang
menciptakanmu ? Kemudian ia
menjawab : "Allah tabaraka wa ta ala.
"Syetan bertanya lagi:
Siapakah yang menciptakan Allah?."
Jika salah seorang diantara
kamu menghadapi hal tersebut, maka
katakanlah, 'Aku beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya', karena sesunguhnya jawaban
tersebut dapat mengusirnya".
Diriwayatkan oleh Ahmad.
11. Buruk sangka kepada kaum
muslimin
Allah berfirman : "Hai orang - orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah
dosa." (al-Hujurat : 12)
Apabila anda bertanya, 'Apa terapi untuk menolak syetan? Apakah cukup
dengan dzikirullah dan bacaan laa haula walaa quwwata illaa billah? Ketahuilah
bahwa terapi hati dalam masalah ini adalah menutup pintu-pintu tersebut dengan
membersihkan hati dari sifat-sifat yang tercela. Hal tersebut dapat dicegah
dengan dzikrullah, karena hakikat dzikir tidak dapat merasuk ke dalam hati
kecuali setelah disuburkan dengan taqwa dan dibersihkan dari sifat-sifat yg
tercela. Jika tidak demikian, maka dzikir tersebut semata-mata menjadi bacaan
yg tidak punya kekuatan di dalam hati sehingga tidak mampu mengusir kekuatan
syetan. Oleh sebab itu Allah berfirman .: "Sesungguhnya orang-orang yg
bertaqwa bila mereka ditimpa was-was dari syetan, mereka ingat kepada Allah, maka
ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya."
(Al-A'raf : 201)
Apabila syahwat
mendominasi hati maka akan mendesak hakikat dzikir kepinggir hati sehingga
tidak dapat merasuk ke dalam lubuknya,lalu syetan bersemayam di dalamnya.
Adapun hati orang-orang yang bertaqwa yang sunyi dari hawa nafsu dan
sifat-sifat yang tercela maka jika syetan menjamahnya bukan karena syahwat
tetapi karena kesunyiannya akibat lalai dari dzikir, dan apabila kembali kepada
dzikir maka syetan pun
menarik diri. Dalil hal tersebut adalah firman Allah : "Maka hendaklah
kamu meminta perlindungan kepada Allah dari Syetan yang terkutuk. "
(an-Nahl :98).
No comments:
Post a Comment