Wednesday, November 12, 2014

Auto Biografi Singkat Seorang Pemimpi, Prof. DR. KH. N. Fazri, Lc., MA. Pantaskah Ku Sebut Ini Catatan Kelam Sang Pemimpi


Santri Menyapa Dunia

Oleh : Kang Fazri, Sang Pemimpi yang pernah dan masih terus percaya dengan semua mimpinya
                                Untuk menjadi seorang Prof. DR. KH. N. Fazri, Lc., MA.

            Ku buka seutas tali kisah hidup ini, dengan hanya mengharap ridho ilahi, Allah SWT, dan syafa’at dari jungjungan nabi agung Muhammad SAW.

1.     Masa Kecil

            Aku terlahir pada hari senin, 14 februari 1994, saat itu bertepatan dengan terbitnya sang fajar, maka dengan kejadian itu, ayahku berkeinginan untuk menamaiku dengan cahaya fajar, namun, karena kebetulan saat itu ada kakekku, beliau mengusulkan pada ayahku, untuk menenrjemahkan namaku ke dalam bahas arab, mulai saat itulah seorang bayi mungil dengan tangis yang begitu ingar biingarnya memiliki nama Nurul Fazri
Yang aku ingat, saat aku lahir aku memiliki 2 gigi depan, dan satu tai lalat besar di bawah ketiak kiriku, sejak kecil aku hidup dalam sebuah keluarga sederhana, ayahku seorang penjahit topi, dan ibuku seorang ibu rumah tangga, ayahku memiliki tempramen keras, sama sperti ibuku, sejak kecil aku terbiasa mendapat gamparan, cubitan dari kedua orang tuaku terutama ayah, bahkan sering kali kau kencing saat mendapat satu gamparan keras dari yahku, masalahnya saat itu aku senang memberhentikan para pedagang yang lewat d depan rumahku, tanpa berfikir adakah sepeser uang dalam rumahku, maka dari itu ibu dan ayah pasti memarahaiku.
            Dua bulan sebelum aku masuk bangku Sekolah Dasar, aku pernah bilang dengan cadelnya kepada ibuku “Ma nu ulangmah tipina oge meuni halalideng jeng balalodas wungkulnya, ali nu btulmah wlna walni si Ma” (Ma, punya kitmah tvnya cuman hitam putih aja, kalo yang lain mah warna warni lo Ma), aku aneh melihat ibuku yang tiba menangis tersedu, dan langsung memeluk dan menciumku kepalaku, tanpa pikir kenpa akupun kembali membicarakan satu masalah dengan bahasa cadelku “Ma telus imah ulang mah mun hujan teh tilelep Ma, Ulang luhulan yu Ma, di ganjel ku batu, kan loba batu d halepen imah” (MA, terus rumah kita tuh kalo ujan pasti kebanjiran, kita atasin yu ma, kita kasih batu bawahnya, kan banyak batu di depan rumah), tambah eratlah pelukan ibuku, hangat tetesan air mata yang menetes dan mengenai pundakku begitu terasa aneh di hatiku, saat itu aku hanya berfikir polos saja tanpa mengerti dengan perasaan ibuku.
            Sebulan kemudian, tanpa aku ketahui sebelumnya rencana ibuku untuk menjadi seorang TKW d Arab Saudi, ibukupun pergi dengan tekad ingin mewujudkan keinginanku tadi, mulai saat itu aku mrasa bgitu kehilangan sosok yang aku cinta, dan menyayangi aku.
Tibalah hari pertama aku masuk sekolah, saat itu yang mengantarkanku adalah kakak perempuanku yang masih duduk di bangku kelas 2 smp, aku bingung dan merasa sedih, karena kulihat semua anak di antar oleh ibu bapanya. Dan kulihat semua berpakaian rapi dengan muka yang penuh oleh balutan bedak anak, hanya aku saja yag diantar oleh kakak, dengan pakaian kusut tanpa sedikitpun bedak yang terpoles  di wajah mungilku, saat itu rambutku poni. Selang lima menit, kakak perempuankupun pamit karena diapun harus sekolah, itulah hari pertama sekolahku yang begitu menyedihkan, tanpa satupun keluarga yang ada di sampingku, ibu di Arab, ayah  Jakarta, dan kakak di sekolah.
Dalam keseharianku, aku hanya hidup berdua dengan kakakku, karena ayah hanya pulang seminggu sekali, setiap tahun kenaikan kelas, ayah pasti  pulang, aku ingat saat itu aku selalu menjadi juara satu di kelas dan maju ke panggung untuk menerima hadiah, dengan ditemani ayahku tercinta, yang hanya menemaniku sampai pembagian hadiah saja, karena harus segera mngambil raport punya kakaku d SMP, yang juga sedang melaksanakan acara kenaikan kelas. Akupun langsung pulang ke rumah menunggu mereka berdua dating.
Tiga tahun berlalu, rumahku yang dulunya sering terkena banjir yang juga mungkin, akan roboh walau hanya terkena sedikit tiupan angin, mulai di renovasi dan menjadi lebih layak.
Saat di kelas 4 awal ibuku pulang, beberapa bulan ekonomi keluarga kamim mulai membaik hanya beberapa bulan saja karena setelah itu, banyak sekali musibah yang menimpa keluarga kami terutama, ibuku sakit parahlah pdhal sat itu ibu mngandung adikku, tak hanya itu cobaanpun datang dari beberapa tetangga dengan cercaan, hinaan, entah apa salah keluarga kami, sampai - sampai di depan rumah kami ada sebuah benteng tinggi yang sengaja dibangun dengan niat menutup rumah kami, mulai saat itulah ekonomi keluargaku menurun lagi, dan kembali lagi ke menu makan idaaman nasi uyah (nasi pake garem), dan ayahkupun tidak lagi bekerja di Jakarta, beliau hanya bekerja d salah satu konveksi milik tetangga.
Sejak kelas 5 SD, keadaan ekonomi keluarga amat memprihatinkan, hampir saja membuat sekolahku terputus, melihat kondisi itu, akhirnya aku memutuskan untuk mncari uang sendiri untuk biaya sekolah, dengan menjadi seorang penjahit.
Selama 3 blan aku mulai belajar menjahit topi, Aku masih ingat, gaji pertamaku adalah 20 ribu rupiah kubelikan satu kaos berwarna merah ati, karena akau hanya memakai kaos itu – itu saja, dengan harga 15 ribu, sisanya kuberikan pada ibuku. Mulai saat itu, aku jauh dari keluarga, karena aku sepulang sekolah langsung kerja, plang sore, setelah isya brangkat lagi, dan tidur di tempat kerja (lembur).
Dunia yang sdikit berbedapun mulai aku masuki, disinilah aku mulai mngenal rokok dan perempuan, Karen abgiku 2 hal inilah yang dapat memberikan kasih saying padaku, membayar rasa dahagaku terhadap kasih saying keluarga.
Aku mulai bekerja sejak kelas 5 SD sampai kelas 3 SMP, ya dengan berbagai liku tentunya, pernah di tmpeleng karena kerjaan kurang bener, pernah gaji di tahan, yang paling menyedihkan saat aku mnghadapi UAN SMP tahun 2009, kebetulan saat itu adalah hari pasar, hari di mana topi dipasarkan, dengan teganya bosku berkata “hari ini harus lembur, harus selesai” akhirnya dengan berat hati, aku lembur sampai pulang jam 2 malam setiap harinya, di saat hari – hari pelaksanaan UAN.
Saat duduk di bangku SMPlah aku mulai lebih dekat dengan prempuan, karena mereka yang bisa mengerti aku, bisa sayang padaku, namun karena cinta yang tidak di dasari asas islami, akhirnya makna suci cintpun berubah menjadi nafsu, mungkin jika ditanya mengenai semua bagian permpuan, semuanya sudah pernah aku sentuh, remas, bahkan aku jilat, tapi setiap aku hendak melakukan lebih dri itu, selalu saja mereka sedang menstrubasi. Alhamsulillah
Selulus dari SMP aku mncoba masuk ke sebuah SMK negeri jurusan mesin, kebetulan saat itu aku diterima. Namun, seminggu setelah itu, aku masuk Pndok atas keinginan ibu tecinnta dengan tangisan harunya, yang membuat keinginan kerasku lunak seketika.
Tanggal 6 juli 2009, aku masuk pondok, diantar oleh keluargaku dengan menyewa mobil panter milik tetangga, kita smpai kira – kira  jam 4 pagi dan keluargaku langsung pulang jam 11 siang, karrena takut akan membuat sewa mobil semakn membengkak. Air matakupun melelh saat itu.
Saat itu, ayahku beralih profesi dengan menjadi seorang pedagang pisang seperti kakekku, tahun pertma aku marasa bgitu berat menjalani semua aktivitas, karena aku harus mengikuti segala macam bentuk peraturan yang terasa begitu mengekang.
Pada tahun pertama belum ada sedikitpun perubahaan kurasa, namun setelah masuk di tahun ke dua aku mulai mendapatkaan banyak  titik trang yang menempel dalam hati, mulai saat itu aku belajar solat dan membaca alqur’an kepada wali kelasku, yang tanpa sedikitpun ragu menyebut aku dengan sebutan Goblok !, ditahun inilah aku mulai belajar untuk memahami arti hidup dan orang tua.

2.     Keinginan Untuk Menimba Ilmu di Tanah Para Nabi

Keinginan untuk menimba ilmu di mesir mulai tumbuh saat aku menonton film KCB di pondok, mulailah aku mencari sedikit informasi tentang mesir, setelah tahu betapa susah syaratnya, aku mulai ragu dan berfikir “aku ngafalin manjada wajada aja sampai seharian, apa lagi harus ngafalin 3 juz sking fikiran ini tllu kotor isinya, aku mlai mngurungkan niatku dan mmilih kliah d pondo, udahlah mending kuliah di pondok aja”.
Pertengahan kelas 5 setelah aku dengar ada kakak kelasku yang ingin melanjutkan studinya ke mesir aku mulai menetapkan kembali mesir sebagai perkuliahanku setelah d pondok dengan tekad, tidak maau S1 kecuai di mesir. Mulai dari pertengahan kelas 5 inilah aku menghafal alqur’an dengan target sehari 2 ayat, kerena memang kemampuan hafalanku sangat lemah, karena masih tersimpan ribuan file kotor dalam otakku, akhirnya d pertengahan kelas 6, ahu hafal 3 juz (1,2,30).
Saat itulah aku mulai mencatat semua mimpiku, mencari foto – foto bangunan mesir dan menempelkannya didepan lemariku, saat itu juga aku percaya bahwa masa depan itu bsa kita tentukan dengan doa, usaha, kemauan dan istiqomah. Beberapa contoh tulisan didepan lemariku adalah

What you get, is what you believe and dream

Prof. DR. KH. N. Fazri, Lc., MA.

Dunia…
Mungkin di matamu…. aku ini seperti orang gila, yang tak pernah mau menerima kenyataan, yang hanya bisa bermimpi, yang hanya bisa tertawa.
Keyakinanku, selalu berkata padaku ”bermimpilah Yuy… maka Allah akan memeluk mimpi – mimpimu”….
Tak jarang aku putus asa, aku kehilangan keyakinanku, aku takut tak bisa menggapai mimpiku, aku sangat ketakutan.
Tapi saat aku mengingat betapa besar kekuasaan-Nya, semua rasa itu… rasa takutku… hilang seketika.
Aku yakin betul, bahwa Dialah satu – satunya penolong yang dapat menyelamatkan keyakinanku….. untuk tidak pernah berhenti bermimpi.
“Yuy…. Ingatlah… Kalau orang sepertimu tak mau bermimpi dan memiliki harapan, bersiap – siaplah untuk segera mati… ”

Berbagai macam rintangan mulai dating, dan berusaha untuk menggoyahkan keinginan, mulai dari orang  tua yang kurang setuju, ditawari untuk mengabdi di pondok, semuanya ku tolak, bahkan akupun tidak mendaftarkan diri untuk mengikuti SMPTN, Lipia, dsb. Dalam benakku jika satu langkah saja aku belok, sama saja mengurangi kepercayaan 100 % ku terhadap mesir, karena aku gak  mau berkurang 1 persenpun keinginanku untuk belajar disana, bagiku tidak ada cadangan, adanya keyakinan, saat aku mendapat masukan untuk salat istikhoroh, akau tidak melakssankannya, karena saking yakinnya.
Salah satu cobaan yang hampir saja mengendorkan semangatku, adalah saat menunggu pendaftarran dibuka. Karena pada tahun ini pendaftaran ditunda sebulan. Yakinku, allah sedang menguji kesungguhan kami (para pemimpi) untuk menimba ilmu di mesir, ternyata benar setelah kami menyerahkan semuany pada Allah, dengan menangis dalam setiap tahajud, tak berapa lama pendaftaranpun dibuka dengan hati gerimis, oleh butir – butir syukur pada Allah, kamipun berbondong – bonding mendaftar.
Sebulan setelah pendaftran, aku pergi ke Jakarta, untuk mnyerahkan semua persyaratan di Kemenag pusat. Mulailah hari – hai yang serba keras, ibadah keras, doa keras, belajar keras, sabar keras dan usaha keras.

3.     Allahlah yang Menentukan

Kabar itupun tiba, pagi – pagi sekali kawanku dari Jakarta mengabariku bahwa tes di undur, aku masih belum bisa percaya, namun karna ingin info yang lebih jelas aku pergi ke Jakarta lagi dan memastikan kebenaran berita itu, ternyata memang benar, husnudzonku, Allah kembali menguji para pencarinya.
Namun selang beberapa lama kemudian berita terburukpun datang,  2 TAHUN INI TIDAK ADA SELEKSI MASUK AL - AZHAR, bagai di sayat jutaan sembilu, bagai ada jutaan petir menderu, aku trsungkur di depan laptop di rumah kakakku d Jakarta, segera ku mengamil wudu dan solat 2 rokaat, ku menangis sejadi - jadinya, betapa indah kasihmu ya rabb, entah ada hikmah apa di balik semua ini, yang jelas aku hanya yakin, bahwa scenario Allahlah yang terbaik. Dialah yang maha tahu.
Setelah itu, Akupun mulai mencari informasi mengenai pondok tahfidz, yang gratis, karena sebenarnya salah satu tujuanku masuk mesir, adalah, aku ingin saat aku kuliah kedua orang tuaku sudah terlepas dari beban untuk membiayai kuliahku, sering sekali aku mendengar beliau berdua mengeluah masalah biayaku, akau sedikit paham dengan rasa sulitnya mencari uang, karena 4 tahun aku pernah menjadi seorang kuli. Setelah ku datangi satu persatu pndok – pondok itu, tak satupun ada yang mau menerima, dengan alasan pendaftaran sudah di tutup, walau aku sebutkan semua alasanku, tetap saja tak sedikitpun membantu.
Akhirnya keluargaku sepakat untuk mengembalikanku ke tanah kelahiranku, kelahiran hatiku, tanah kecintaanku, yang telah banyak merubah hidup dan cara hidupku, Ngabarku. Dengan tekad yang taak kalah kuat dengan cinta dan tekadku pada cairo, aku barejanji pada kedua orang tuaku, aku akan berusaha untuk meringankan beban biaya kedua orang tuaku, dengan kuliah sambil bekerja, menulis, dan terus memebaca.
Akau tetap percaya dengan mottoku, what you get is what you believe and dream, walaupun ragaku di Ngabar, tapi sesungguhnya hatiku di Cairo, tunggu aku Cairo, aku janji S2ku di Cairo
Walau secara lahiriyah akau lulusan IAIRM nantinya, insya allah dengan mengharap ridho Allah, akau akan berusaha, menjadikan batiniyah dan fikriyahku seperti lulusan Al-Azhar Cairo.


Salam sejuta mimpi !!!
Prof. DR. KH. N. Fazri, S.HI., Lc., MA.

No comments:

Post a Comment