Santri Menyapa Dunia
Oleh : Elyna Dayanti
Oleh : Elyna Dayanti
AYAH... smile emotikon
Sosoknya terkadang kita lupakan, penuh kasih sayang dan pengorbanan. Dia memiliki hati yang lembut tapi selalu terlihat sangat kuat didepan kita. Dia adalah "AYAH"
#
Kadang dalam sebuah keluarga, kita sebagai anak selalu lebih dekat dengan ibu bahkan kakak atau adik, dibanding ayah. Taukah sebenarnya dibalik sikap tegasnya ?
#
Saat kita main sampai larut, ayahlah yang menyuruh ibu menelpon kita.
#
Kadang dalam sebuah keluarga, kita sebagai anak selalu lebih dekat dengan ibu bahkan kakak atau adik, dibanding ayah. Taukah sebenarnya dibalik sikap tegasnya ?
#
Saat kita main sampai larut, ayahlah yang menyuruh ibu menelpon kita.
Saat kita menangis, ayahlah yang menyuruh ibu bertanya kenapa pada kita.
Saat kita sakit, ayahlah orang yang rela berusaha mencari dokter walau hujan atau apapun.
Saat kita lupa ibadah, ayahlah orang yang selalu mngingatkan kita.
Saat kita terluka, ayahlah orang yang mampu mnggendong kita.
Saat kita tumbuh dewasa, ayahlah yang selalu menyelipkan nama kita dalam doanya.
Saat kita menikah kelak, ayahlah orang yang paling tak rela kehilangan kita.
Tapi mengapa ayah selalu terlihat cuek? karna ayah tidak ingin terlihat lemah oleh anaknya, ayah menangis saat menyendiri dan terlihat kuat saat bersama anaknya. Dan ayah hanya mengeluh kepada Allah dan meminta untuk selalu menjaga buah hati kecilnya yang kini tumbuh dewasa, bahkan sampai kita menikah ia terus mengalirkan doa2 disepanjang shalatnya.
#
Andai saat ini Allah bicara dengan ayah kita, “anakmu akan Ku panggil”, mungkin ayah akan menjawab “tukarlah nyawaku dengan nyawanya, aku ikhlas”.
#
Kadang kita mnghargai ayah hanya karna rasa takut, kadang kita lebih mudah cerita masalah ke ibu dibandingkan ayah. Sesunggunya dibalik keras kepala ayah, tersimpan hati yang sangat lembut. Selagi ada kesempatan, banggakanlah dia, teruslah buat dia tersenyum. Peluklah ayah karna ayah tak mampu mengalahkan egonya. Begitupun kita yang kini dewasa. Mungkin malu untuk memeluknya bahkan mencium pipinya. Tapi coba bayangkan bila ia sudah tiada ? Allahu... Apa harus menunggu waktu itu ??? T_T Hargai, hormati, dan cintailah ayah melebihi cinta pada diri kita sendiri.
#
Andai saat ini Allah bicara dengan ayah kita, “anakmu akan Ku panggil”, mungkin ayah akan menjawab “tukarlah nyawaku dengan nyawanya, aku ikhlas”.
#
Kadang kita mnghargai ayah hanya karna rasa takut, kadang kita lebih mudah cerita masalah ke ibu dibandingkan ayah. Sesunggunya dibalik keras kepala ayah, tersimpan hati yang sangat lembut. Selagi ada kesempatan, banggakanlah dia, teruslah buat dia tersenyum. Peluklah ayah karna ayah tak mampu mengalahkan egonya. Begitupun kita yang kini dewasa. Mungkin malu untuk memeluknya bahkan mencium pipinya. Tapi coba bayangkan bila ia sudah tiada ? Allahu... Apa harus menunggu waktu itu ??? T_T Hargai, hormati, dan cintailah ayah melebihi cinta pada diri kita sendiri.
No comments:
Post a Comment