Santri Menyapa Dunia
Oleh : Elyna Dayanti
Pantaskah?
Kalau ingat hadits
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Aku melihat ke dalam Syurga maka aku melihat kebanyakan penghuninya adalah fuqara’ (orang-orang fakir) dan aku melihat ke dalam Neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penghuninya adalah WANITA.” (HR Bukhari dan Muslim), disitu sering saya merasa sedih
.
Bila melihat lagi ke dalam diri ini, betapa banyak maksiat yang masih dilakukan dan masih sulit untuk ditinggalkan, disitu sering saya merasa sedih
.
Bila dengar pujian orang lain yang setinggi langit, sedang itu semua hanyalah KARENA ALLAH yang menutupi segala AIB dan diri ini, disitu sering saya merasa sedih
.
Bila ingat bahwa diri ini benar-benar tidak sebaik dari yang orang sangkakan, disitu sering saya merasa sedih
.
Bila ingat masa lalu yang kelam, tak mau mencari ilmu agama, lebih-lebih lagi untuk taat padaNya, disitu sering saya merasa sedih
.
Bila tersadar bahwa dulunya bibir ini lebih sering melantukan syair-syair syaithan dibanding ayat suci Al-Qur'an, disitu sering saya merasa sedih
.
Bila coba diungkit lagi, barangkali lidah ini sering
mencelakakan saudara sesama muslim, ghibah, fitnah, dan terbujuk rayuan syaithan, dibanding menasehati dan menyampaikan kebaikan, disitu sering saya merasa sedih
.
Bila ingat bahwa pintu neraka selalu terbuka lebar, bahkan Malaikat Mikail pun tak pernah lagi tertawa semenjak neraka diciptakan, sedang kata taubat masih di pangkalnya lidah, disitu sering saya merasa sedih
.
Bila berkaca pada diri sendiri, terkadang masih lalai dari apa yang sudah dinasehatkan kepada yang lain, disitu sering saya merasa sedih
----------------------------
Ya Rabb, masih pantaskah aku memohon lebih kepada-Mu, setelah ku sadari bahwa tak sedikitpun Engkau menahan nikmat dan karunia-Mu sebab dosa-dosaku.. :'(
Oleh : Elyna Dayanti
Pantaskah?
Kalau ingat hadits
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Aku melihat ke dalam Syurga maka aku melihat kebanyakan penghuninya adalah fuqara’ (orang-orang fakir) dan aku melihat ke dalam Neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penghuninya adalah WANITA.” (HR Bukhari dan Muslim), disitu sering saya merasa sedih
.
Bila melihat lagi ke dalam diri ini, betapa banyak maksiat yang masih dilakukan dan masih sulit untuk ditinggalkan, disitu sering saya merasa sedih
.
Bila dengar pujian orang lain yang setinggi langit, sedang itu semua hanyalah KARENA ALLAH yang menutupi segala AIB dan diri ini, disitu sering saya merasa sedih
.
Bila ingat bahwa diri ini benar-benar tidak sebaik dari yang orang sangkakan, disitu sering saya merasa sedih
.
Bila ingat masa lalu yang kelam, tak mau mencari ilmu agama, lebih-lebih lagi untuk taat padaNya, disitu sering saya merasa sedih
.
Bila tersadar bahwa dulunya bibir ini lebih sering melantukan syair-syair syaithan dibanding ayat suci Al-Qur'an, disitu sering saya merasa sedih
.
Bila coba diungkit lagi, barangkali lidah ini sering
mencelakakan saudara sesama muslim, ghibah, fitnah, dan terbujuk rayuan syaithan, dibanding menasehati dan menyampaikan kebaikan, disitu sering saya merasa sedih
.
Bila ingat bahwa pintu neraka selalu terbuka lebar, bahkan Malaikat Mikail pun tak pernah lagi tertawa semenjak neraka diciptakan, sedang kata taubat masih di pangkalnya lidah, disitu sering saya merasa sedih
.
Bila berkaca pada diri sendiri, terkadang masih lalai dari apa yang sudah dinasehatkan kepada yang lain, disitu sering saya merasa sedih
----------------------------
Ya Rabb, masih pantaskah aku memohon lebih kepada-Mu, setelah ku sadari bahwa tak sedikitpun Engkau menahan nikmat dan karunia-Mu sebab dosa-dosaku.. :'(
No comments:
Post a Comment