Thursday, February 26, 2015

Menanti Dalam Balutan Ketaatan Pada Illahi Rabbi..

Santri Menyapa Dunia
Oleh : Elyna Dayanti
Menanti Dalam Balutan Ketaatan Pada Illahi Rabbi..
Tidak semua yg diharapkan bisa berjalan sesuai dengan keinginan.
Kadang, sesuatu yang di luar ekspektasi dan diluar harapan dapat memberi pelajaran yang luar biasa.
Pelajaran tentang kesabaran, penerimaan, memaafkan, mau bangun lagi dari keterpurukan, dan menjadi alarm untuk diri bahwa rasa syukur, doa dan usaha kita belum cukup.
#
Kenapa harus bersedih ketika Allah masih memberikan kita kesendirian ? Kenapa harus cemburu ketika melihat sahabat, yang sedang menanti detik bahagia dipelaminan ?
Kenapa harus berputus asa akan kegagalan yang lalu ?
Kenapa harus berlari dari yang namanya takdir ?
#
Duhai... Yang sedang menanti dalam menyempurnakan sebagian deen-nya. Bersabarlah dengan balutan sujud panjang di sepertiga malam, di atas tangan yang mengadah di setiap usai shalat, di dalam ketaatan dalam mentaati perintah pemilik kehidupan Allah Azza Wa Jalla, dan dibaluti dengan Niat yang lurus.
#
Di dalam penantian, tidak usah kita berkeluh kesah. Tetap istiqamah dalam beribadah, makin semangat dalam mengkaji ilmu syar'i, makin giat dalam mencari rejeki, dan makin gesit dalam mencari !
#
Yakinlah Allah akan memberikan sesuatu sesuai dengan apa yang kita tuai. Ketika kita menuai dengan keshalihahan akhlak, In Shaa Allah... Allah akan memberikan buah / bunga yang sesuai dengan apa yang kita tuai, yakni sosok yang sama2 hatinya terpaut bukan hanya pada dunia namun lebih dari itu, hatinya merindu akan melihat wajahNya di JannahNya kelak.
#
Maka... Tetaplah istiqamah dalam memperbaiki diri dihadapanNya, selagi masih menanti penuhilah hari2 dengan balutan ketaatan mengikuti perintahNya. smile emotikon
#
Carilah teman hidup yang bukan hanya menggembirakan. tetapi yang menenangkan jiwa. Bukan sekedar menegur kehilafan. Tetapi juga menunjukan jalan. Bukan sekedar mencintai. Tetapi juga menghormati. Bukan sekedar memimpikan Syurga. Tetapi berusaha bersama meraihnya dengan kesabaran. Sebuah pelajaran hidup yang selalu dan selalu membekas.

No comments:

Post a Comment