Thursday, February 26, 2015

Jiwa adalah koma bukan titik

Santri Menyapa Dunia
Oleh Elyna Dayanti
Jiwa adalah koma bukan titik
Koma … ketika mendengar kata itu saya akan teringat akan satu tanda baca yang bersinggungan dengan titik, ketika mendengar kata itu maka yang terngiang di jiwa saya adalah berada disatu titik antara hidup dan mati, antara terjaga dan tidur, berada diantara ada dan tiada smile emotikon
Saya pernah mendengar bahwa jiwa itu adalah koma bukan titik, artinya meskipun suatu hari nanti saya berpulang maka itu adalah kepulangan raga saya bukan kepulangan jiwa, karena titik kematian itu adalah koma bukan titik, raga akan berakhir dalam lipatan tanah, mungkin hancur di cabik cabik oleh cacing tanah tapi tidak jiwa karena titik ketika kita berpulang itu sebetulnya adalah koma [,] berhenti sementara dan kemudian jiwa akan mengembara mengikuti cahaya ILLAHI, menuju panggilan sang pemilik napas dan mempertanggung jawabkan semua semua yang pernah kita lakukan selama napas dititipkan smile emotikon
Iyah, kepulangan adalah koma bukan titik … Rasulullah sudah berpulang sekian ribu tahun yang lalu tapi lihatlah jiwanya hidup memberikan cinta disetiap jiwa yang mencintai Beliau, bermohon syafaat dan kasih sayang jika bertemu dengan Beliau kelak, jiwanya mempesona dan TAK akan pernah mati,
Kepulangan beliau hanya koma bukan titik …
Tidak inginkah kita untuk membuat tapak di bumi agar kepulangan kita hanya koma bagi jiwa kita?
Iyah, jiwa memang tak pernah berakhir. Yang berakhir itu hanyalah raga, tapi tidak jiwa. Jiwa terus hidup abadi walaupun raga sudah hancur, sudah tamat, sudah hanyut bahkan namun jiwa tidaklah pantas untuk hancur, tidak seharusnya ikut mati, sangat tidak wajar untuk hilang atau hanyut. Jiwa sudah sepantasnya untuk hidup selamanya.
Karena hanya jiwa yang diberikan kesempatan untuk hidup selamanya oleh Sang Pembuat Jiwa, suatu kesempatan yang tidak diberikan kepada raga yang paling sempurna sekalipun. Raga, sempurna atau pun tidak sempurna, suatu waktu pasti akan hancur. Jiwa yang sempurnalah yang bisa bertahan untuk hidup selamanya.
Dan yang perlu diingat adalah, tidak ada sebentuk makhluk pun yang ada di dunia ini yang mampu membunuh jiwa, kecuali diri kita sendiri. Pilihan ada ditangan kita masing-masing, mau menciptakan jiwa yang sempurna yang mampu bertahan untuk hidup selamanya sebagai bukti bahwa kita pernah ada di dunia ini atau sebaliknya, membunuh jiwa itu dan kita bukanlah siapa-siapa, tidak ada bukti yang menunjukan bahwa kita pernah ada di dunia ini, seperti halnya hewan atau tumbuhan yang hidup hanyalah untuk mati…. Jadi mulai sekarang mari kita mulai menghidupkan jiwa kita, membuat tapak agar ketika kita pulang nanti, jiwa kita akan hidup seribu tahun lagi smile emotikon
So keep posting yang bermanfaat yah, mainkan jari jemari indah untuk syiar dengan cara kita dan PLEASE hanya menulis yang baik baik saja di facebook, instagram, tumbrl, twitter, dll. Bukan hal2 negative, boleh lah sekali2 menggalau. Tulisan boleh galau tapi hati tetap ingat Allah smile emotikon[sssttttttt....] karena ini yang akan kita tinggalkan, tulisan adalah jiwa … iya kan? smile emotikon sampai matipun. Tulisan kita akan tetap ada di mbah gooling smile emotikonSo be a good human and Be a good muslim smile emotikon

No comments:

Post a Comment