Santri Menyapa Dunia
Oleh : Elyna Dayanti
Oleh : Elyna Dayanti
Valentine Day NOT My Day!
Pembuktian cinta bukan dengan bunga mawar. pembuktian cinta bukan dengan coklat yang di kasih pita, bukan sama sekali. buktikanlah dengan AKAD! smile emotikon
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"tidak diketahui (yang lebih bermanfaat) bagi dua orang yang saling mencinta semisal pernikahan". (HR. Ibnu Majah no. 1847)
"tidak diketahui (yang lebih bermanfaat) bagi dua orang yang saling mencinta semisal pernikahan". (HR. Ibnu Majah no. 1847)
Jika ada yang mengaku mencintai tapi tidak menikahi atau segera menikah, apa itu cinta? itu hanya sebuah hawa nafsu yang mengikat dirimu smile emotikon
Karena cinta itu sendiri suci, laluilah dengan cara yang diridhoi-Nya bukan melaluinya dengan cara yang membuat Allah murka padamu dengan pacaran.
Jangan ikut budaya orang kafir dengan hari valentine. karna kita seorang muslim yang memiliki hari penuh kasihsayang dengan sesama setiap harinya.
Jangan membuat syaithan kegirangan karna kamu merayakan hari yang diharamkan Allah. jadilah muslimah yang cerdas, yang menjaga diri hanya untuk Allah
#
Di antara bencana yang sering menimpa pemuda Islam adalah sikap latah meniru kebiasaan orang kafir.
#
Salah satu di antaranya, dengan memeriahkan Valentine’s Day. Valentine’s day, 100% datang dari orang kafir.
#
Kita semua sepakat bahwa valentine datang dari budaya non muslim. Terlalu banyak referensi tentang sejarah dan latar belakang munculnya hari valentine, yang mengupas hal itu. #
Saking banyaknya, mungkin kurang bijak jika kami harus mengulas ulang pembahasan yang sudah berceceran tentang sejarah valentine’s.
#
Untuk itu, kami di sini hanya ingin meyakinkan bahwa valentine murni dari orang KAFIR. (Masih mau cari alasan ? Hhmm)
#
Klaim: Kami mengakui bahwa valentine’s day buatan orang kafir, tapi kami sama sekali tidak melakukan ritual mereka. Kami hanya menjadikan hari ini sebagai hari untuk mengungkapkan rasa cinta kepada kekasih. Sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan acara keagamaan. Apakah ini tetap dilarang? (Tuh kan pasti ada aja yang cari2 alasan -_-) Jawab:
#
Di antara bencana yang sering menimpa pemuda Islam adalah sikap latah meniru kebiasaan orang kafir.
#
Salah satu di antaranya, dengan memeriahkan Valentine’s Day. Valentine’s day, 100% datang dari orang kafir.
#
Kita semua sepakat bahwa valentine datang dari budaya non muslim. Terlalu banyak referensi tentang sejarah dan latar belakang munculnya hari valentine, yang mengupas hal itu. #
Saking banyaknya, mungkin kurang bijak jika kami harus mengulas ulang pembahasan yang sudah berceceran tentang sejarah valentine’s.
#
Untuk itu, kami di sini hanya ingin meyakinkan bahwa valentine murni dari orang KAFIR. (Masih mau cari alasan ? Hhmm)
#
Klaim: Kami mengakui bahwa valentine’s day buatan orang kafir, tapi kami sama sekali tidak melakukan ritual mereka. Kami hanya menjadikan hari ini sebagai hari untuk mengungkapkan rasa cinta kepada kekasih. Sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan acara keagamaan. Apakah ini tetap dilarang? (Tuh kan pasti ada aja yang cari2 alasan -_-) Jawab:
Alasan ini tidak dapat diterima. Setelah kita memahami bahwa hari valentine adalah budaya orang kafir, ada beberapa konsekuensi yang perlu dipahami :
Pertama, turut memeriahkan valentine’s day dengan cara apapun, sama saja dengan meniru kebiasaan orang kafir. Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan ancaman yang sangat keras, bagi orang yang meniru kebiasaan orang kafir. Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُم
“Siapa yang meniru suatu kaum maka dia bagian dari kaum tersebut.” (HR. abu Daud)
#
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,
“Siapa yang meniru suatu kaum maka dia bagian dari kaum tersebut.” (HR. abu Daud)
#
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,
وهذا الحديث أقل أحواله أن يقتضي تحريم التشبه بهم ، وإن كان ظاهره يقتضي كفر المتشبه بهم كما في قوله : { وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ }
“Hadis ini, kondisi minimalnya menunjukkan haramnya meniru kebiasaan orang kafir. Meskipun zahir (makna tekstual) hadis menunjukkan kufurnya orang yang meniru kebiasaan orang kafir. Sebagaiman firman Allah Ta’ala yang artinya, ‘Siapa di antara kalian yang memberikan loyalitas kepada mereka (orang kafir itu), maka dia termasuk bagian orang kafir itu’. (QS. Al-Maidah: 51).” (Iqtidha’ Shirathal Mustaqim, 1:214)
#
Pada hadis di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak membedakan tujuan meniru kebiasaan orang kafir itu. Beliau juga tidak memberikan batasan bahwa meniru yang dilarang adalah meniru dalam urusan keagamaan atau mengikuti ritual mereka. Sama sekali tidak ada dalam hadis di atas. Karena itu, hadits ini berlaku umum, bahwa semua sikap yang menjadi tradisi orang kafir, maka wajib ditinggalkan dan tidak boleh ditiru.
#
Kedua, memeriahkan hari raya orang kafir, apapun bentuknya, meskipun hanya dengan main-main, dan sama sekali tidak diiringi dengan ritual tertentu, hukumnya terlarang.
#
“Hadis ini, kondisi minimalnya menunjukkan haramnya meniru kebiasaan orang kafir. Meskipun zahir (makna tekstual) hadis menunjukkan kufurnya orang yang meniru kebiasaan orang kafir. Sebagaiman firman Allah Ta’ala yang artinya, ‘Siapa di antara kalian yang memberikan loyalitas kepada mereka (orang kafir itu), maka dia termasuk bagian orang kafir itu’. (QS. Al-Maidah: 51).” (Iqtidha’ Shirathal Mustaqim, 1:214)
#
Pada hadis di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak membedakan tujuan meniru kebiasaan orang kafir itu. Beliau juga tidak memberikan batasan bahwa meniru yang dilarang adalah meniru dalam urusan keagamaan atau mengikuti ritual mereka. Sama sekali tidak ada dalam hadis di atas. Karena itu, hadits ini berlaku umum, bahwa semua sikap yang menjadi tradisi orang kafir, maka wajib ditinggalkan dan tidak boleh ditiru.
#
Kedua, memeriahkan hari raya orang kafir, apapun bentuknya, meskipun hanya dengan main-main, dan sama sekali tidak diiringi dengan ritual tertentu, hukumnya terlarang.
#
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah ke Madinah, beliau menjumpai masyarakat Madinah merayakan hari raya Nairuz dan Mihrajan. Hari raya ini merupakan hari raya yang diimpor dari orang Persia yang beragama Majusi. Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang, beliau bersabda,
قَدِمْتُ عَلَيْكُمْ ، وَلَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ ، وَقَدْ أَبْدَلَكُمُ اللَّهُ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا : يَوْمَ النَّحْرِ ، وَيَوْمَ الْفِطْرِ
“Saya mendatangi kalian (di Madinah), sementara kalian memiliki dua hari yang kalian gunakan untuk bermain di masa jahiliyah. Padahal Allah telah memberikan dua hari yang lebih baik untuk kalian: Idul Qurban dan Idul Fitri”. (HR. Ahmad, Abu Daud, Nasai)
#
Mari kita simak dengan seksama hadis di atas. Penduduk Madinah, merayakan Nairuz dan Mihrajan bukan dengan mengikuti ritual orang Majusi. Mereka merayakan dua hari raya itu murni dengan main-main, saling memberi hadiah, saling berkunjung, dst.
#
Meskipun demikian, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap melarang mereka untuk merayakannya, menjadikannya sebagai hari libur, atau turut memeriahkan dengan berbagai kegembiraan dan permainan. Sekali lagi, meskipun sama sekali tidak ada unsur ritual atau peribadatan orang kafir.
#
Oleh karena itu, meskipun di malam valentine’s sekaligus siang harinya, sama sekali kita tidak melakukan ritual kesyirikan, meskipun kita hanya membagi coklat dan hadiah lainnya, apapun alasannya, kita tetap dianggap turut memeriahkan budaya orang kafir, yang dilarang berdasarkan hadits diatas. Allahu'alam
“Saya mendatangi kalian (di Madinah), sementara kalian memiliki dua hari yang kalian gunakan untuk bermain di masa jahiliyah. Padahal Allah telah memberikan dua hari yang lebih baik untuk kalian: Idul Qurban dan Idul Fitri”. (HR. Ahmad, Abu Daud, Nasai)
#
Mari kita simak dengan seksama hadis di atas. Penduduk Madinah, merayakan Nairuz dan Mihrajan bukan dengan mengikuti ritual orang Majusi. Mereka merayakan dua hari raya itu murni dengan main-main, saling memberi hadiah, saling berkunjung, dst.
#
Meskipun demikian, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap melarang mereka untuk merayakannya, menjadikannya sebagai hari libur, atau turut memeriahkan dengan berbagai kegembiraan dan permainan. Sekali lagi, meskipun sama sekali tidak ada unsur ritual atau peribadatan orang kafir.
#
Oleh karena itu, meskipun di malam valentine’s sekaligus siang harinya, sama sekali kita tidak melakukan ritual kesyirikan, meskipun kita hanya membagi coklat dan hadiah lainnya, apapun alasannya, kita tetap dianggap turut memeriahkan budaya orang kafir, yang dilarang berdasarkan hadits diatas. Allahu'alam
No comments:
Post a Comment