Santri Menyapa Dunia
Oleh : Elyna Dayanti
Oleh : Elyna Dayanti
Muslimah dan Rasa Malu
.
malu adalah akhlak (perangai) yang mendorong seseorang untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang buruk dan tercela, sehingga mampu menghalangi seseorang dari melakukan dosa dan maksiat serta mencegah sikap melalaikan hak orang lain
.
Berkurangnya rasa malu merupakan pertanda matinya hati dan ruh seseorsng. Semakin sehat suatu hati, maka akan makin sempurna rasa malunya. Maka muslimah yang "hidup", hakikatnya adalah yang memiliki rasa malu.
.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
.
malu adalah akhlak (perangai) yang mendorong seseorang untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang buruk dan tercela, sehingga mampu menghalangi seseorang dari melakukan dosa dan maksiat serta mencegah sikap melalaikan hak orang lain
.
Berkurangnya rasa malu merupakan pertanda matinya hati dan ruh seseorsng. Semakin sehat suatu hati, maka akan makin sempurna rasa malunya. Maka muslimah yang "hidup", hakikatnya adalah yang memiliki rasa malu.
.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
الْحَيَاءُ لاَ يَأْتِي إِلاَّ بِخَيْرٍ “Sifat malu itu tidak mendatangkan sesuatu melainkan kebaikan.” (Muttafaq ‘alaih)
.
Wanita akan terlihat indah serta keanggunannya lebih terpancar jika ia dibalut dengan rasa malu karena Allah. Karena malu itu adalah perhiasan yang sangat indah. Malu adalah cabang keimanan sebagaimana maksud sabda Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, َ “Iman memiliki lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Cabang yang paling tinggi adalah perkataan ‘Lâ ilâha illallâh,’ dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri (gangguan) dari jalan. Dan malu adalah salah satu cabang Iman.”
[Bukhari, Muslim, Abu Dawud, an-Nasa-i dan Ibnu Majah] .
.
Wanita akan terlihat indah serta keanggunannya lebih terpancar jika ia dibalut dengan rasa malu karena Allah. Karena malu itu adalah perhiasan yang sangat indah. Malu adalah cabang keimanan sebagaimana maksud sabda Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, َ “Iman memiliki lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Cabang yang paling tinggi adalah perkataan ‘Lâ ilâha illallâh,’ dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri (gangguan) dari jalan. Dan malu adalah salah satu cabang Iman.”
[Bukhari, Muslim, Abu Dawud, an-Nasa-i dan Ibnu Majah] .
Wanita yang beriman adalah wanita yang memiliki sifat malu yang tampak pada caranya berbusana. Ia menggunakan busana takwa, yaitu busana yang menutupi auratnya. Para ulama sepakat bahwa aurat seorang wanita di hadapan pria adalah seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan telapak tangan.
Menundukkan pandangan juga bagian dari rasa malu. Sebab, mata memiliki sejuta bahasa. Kerlingan, tatapan sendu, dan isyarat lainnya dapat membuat berjuta rasa di dada seorang lelaki. Setiap wanita memiliki pandangan mata yang setajam anak panah dan setiap lelaki paham akan pesan yang dimaksud oleh pandangan itu. Karena itu, Allah swt. memerintahahkan kepada lelaki dan wanita untuk menundukkan sebagaian pandangan mereka.
.
Rendahnya rasa malu (terutama pada wanita) disebabkan oleh banyak faktor, antara lain:
1. Tidak adanya pendidikan secara serius semenjak kecil, karena orang yang terbiasa dengan sesuatu pada masa mudanya akan terbawa terus hingga masa tuanya.
2. Seringnya wanita bergaul dan berbincang-bincang dengan laki-laki ajnabi (yang bukan mahramnya).
3. Seringnya bergaul dengan orang- orang yang sedikit rasa malunya atau seringnya melihat mereka melalui berbagai media dan kesempatan.
4. Termasuk faktor yang terpenting juga adalah dan seringnya wanita ke luar rumah. Seperti maksud sabda Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam, maksudnya, ”Wanita itu adalah aurat.Sesungguhnya apabila ia keluar maka setan membuntutinya dan sesungguhnya dia tidak lebih dekat kepada Allah dibanding (ketika) ia berada di tengah-tengah rumahnya.” [at-Tirmidzi]
.
Sifat malu pada dasarnya adalah kebaikan, namun ada pula sifat malu yang tercela. Diantara sifat malu yang tercela adalah malu untuk menuntut ilmu syar’i, malu mengaji, malu belajar dan membaca Alqur-an, malu melakukan amar ma’ruf nahi munkar yang menjadi kewajiban seorang Muslim, malu untuk shalat berjama’ah di masjid bersama kaum muslimin, malu memakai busana Muslimah yang syar’i, malu menerapkan gaya hidup islami sesuai tuntunan Al-Qur'an dan sunnah, malu mencari nafkah yang halal untuk keluarganya bagi laki-laki, dan yang semisalnya. Sifat malu seperti ini tercela karena akan menghalanginya memperoleh kebaikan yang sangat besar.
Menundukkan pandangan juga bagian dari rasa malu. Sebab, mata memiliki sejuta bahasa. Kerlingan, tatapan sendu, dan isyarat lainnya dapat membuat berjuta rasa di dada seorang lelaki. Setiap wanita memiliki pandangan mata yang setajam anak panah dan setiap lelaki paham akan pesan yang dimaksud oleh pandangan itu. Karena itu, Allah swt. memerintahahkan kepada lelaki dan wanita untuk menundukkan sebagaian pandangan mereka.
.
Rendahnya rasa malu (terutama pada wanita) disebabkan oleh banyak faktor, antara lain:
1. Tidak adanya pendidikan secara serius semenjak kecil, karena orang yang terbiasa dengan sesuatu pada masa mudanya akan terbawa terus hingga masa tuanya.
2. Seringnya wanita bergaul dan berbincang-bincang dengan laki-laki ajnabi (yang bukan mahramnya).
3. Seringnya bergaul dengan orang- orang yang sedikit rasa malunya atau seringnya melihat mereka melalui berbagai media dan kesempatan.
4. Termasuk faktor yang terpenting juga adalah dan seringnya wanita ke luar rumah. Seperti maksud sabda Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam, maksudnya, ”Wanita itu adalah aurat.Sesungguhnya apabila ia keluar maka setan membuntutinya dan sesungguhnya dia tidak lebih dekat kepada Allah dibanding (ketika) ia berada di tengah-tengah rumahnya.” [at-Tirmidzi]
.
Sifat malu pada dasarnya adalah kebaikan, namun ada pula sifat malu yang tercela. Diantara sifat malu yang tercela adalah malu untuk menuntut ilmu syar’i, malu mengaji, malu belajar dan membaca Alqur-an, malu melakukan amar ma’ruf nahi munkar yang menjadi kewajiban seorang Muslim, malu untuk shalat berjama’ah di masjid bersama kaum muslimin, malu memakai busana Muslimah yang syar’i, malu menerapkan gaya hidup islami sesuai tuntunan Al-Qur'an dan sunnah, malu mencari nafkah yang halal untuk keluarganya bagi laki-laki, dan yang semisalnya. Sifat malu seperti ini tercela karena akan menghalanginya memperoleh kebaikan yang sangat besar.
No comments:
Post a Comment